Assalamualaikum..
Hai, saya Maya. Kali ini saya mau
berbagi sedikit cerita awal mula saya tertatik dengan Montessori. Tapi, karena saya baru banget baca-baca
tentang Montessori ini, jadi ya pengetahuan saya masih cetek banget. Gapapa lah ya, itung-itung belajar bareng kita, hehe.
Saat Ahsan, anak pertama saya,
balita saya belum mengenal yang namanya Montessori. Mainannya dia saat itu ya
mobil-mobilan, puzzle, mainan-mainan edukasi yang kayu-kayu itu, bola, buku,
dan lain-lain. Betul mainan-mainan tersebut juga dimainkan oleh anak yang “diterapkan”
Montessori oleh orang tuanya, tapi Ahsan mainnya tidak “terprogram”. Jadi saat
memberi mainan itu ke Ahsan, saya tidak memiliki suatu tujuan yang jelas
tentang pelajaran apa yang akan Ahsan ambil setelah dia main dengan mainan itu.
kali ini udah mulai mau main air, hihi..
Namun bukan berarti Ahsan bukan
merupakan anak yang pintar. Alhamdulillah puji syukur kepada Allah, Ahsan
dikaruniai kemampuan berhitung dan membaca yang termasuk cepat bahkan tanpa
saya mengajarinya. Jadi ketika melihat suatu tulisan, Ahsan akan menanyakan
tulisan itu dibaca apa. Dan itu dia lakukan berulang-ulang, sampai dia paham
bagaimana cara menyatukan suku kata, membaca kata yang terdapat huruf konsonan
yang berdampingan, seperti –ng, -ny, dan lain-lain.
Tetapi, Ahsan sampai saat ini
menurut saya bukan termasuk anak yang terampil. Dia tidak begitu suka bermain
pasir baik itu kinetik maupun pasir asli. Ahsan juga tidak begitu suka bermain
cat, bermain air, bermain tanah, atau hal-hal lain yang dia anggap tidak bersih
dan bikin geli. Alhamdulillah hall-hal tersebut sudah mulai berkurang semenjak
dia masuk TK. Mungkin karena dia lihat teman-temannya, lama-lama dia jadi
penasaran juga kali ya.
Berbeda dengan Ahsan, Aliya, anak
saya yang kedua, justru sangat suka bermain hal-hal yang tidak disukai kakaknya
itu. Aliya suka main tanah, pasir, mewarnai, dan banyak hal lain. Nah baru-baru
ini saya sering melihat postingan teman tentang Montessori dan saya mulai
tertarik, karena saya fikir ini cocok banget sama Aliya yang tangannya selalu “gatel”
pengen main hal-hal yang menurut dia menarik itu.
Suatu hari, suami saya membelikan
saya buku “Montessori di Rumah – 55 Kegiatan Keterampilan Hidup –“ karya mbak
Elvina Lim Kusumo. Waw, menarik banget buku ini, dan akhirnya saya mulai
menerapkan kegiatan Montessori di rumah bersama Aliya dan Ahsan (ternyata
kakaknya penasaran juga, hehe). Dari buku tersebut, ide utama dari kegiatan
Montessori adalah:
- Memperlakukan anak dengan respek/hormat.
- Mempersiapkan lingkungan yang mendukung kegiatan anak dan sesuai dengan kebutuhan anak.
- Menyiapkan materi dan membebaskan anak mengerjakan kegiatan yang mereka inginkan.
- Melatih anak untuk mengoreksi kelalaian/kesalahan yang mereka buat sendiri.
- Memberi kesempatan pada anak untuk beerja sesuai ritme mereka sendiri.
- Mengobservasi kesiapan anak untuk memperlajari hal baru.
Dan yang membuat saya makin
tertarik adalah:
- Anak-anak akan mempelajari hal-hal terkait kemandirian dan mereka akan belajar berhati-hati karena di metode ini anak-anak menggunakan barang-barang sesungguhnya namun dengan ukuran yang disesuaikan.
- Anak diberikan kesempatan berpartisipasi, berkontribusi, dan memiliki peran, sehingga mereka akan lebih percaya diri dan dapat mencintai diri mereka.
- Kemampuan motorik sudah pasti akan terasah.
Duh, udah ga sabar mau ngajakin
anak-anak belajar di rumah. Next time,
insyaAllah saya share tentang
kegiatan Montessori Aliya lebih rinci yaa..
Wassalamualaikum J
Maya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar